Cerita Pendek Karya Siswa
"Kue Kecil Titipan Tuhan"
Oleh Adela Paramitha
Ayam jantan berkokok. Matahari pagi sudah keluar dari peraduannya. Selamat pagi dunia.
Pagi adalah awal setiap manusia beraktifitas. Seperti pagi ini di sekolah, hampir semua temanku sudah tiba disini untuk menuntut ilmu. Salah satunya Bobby. Teman sekelasku itu tinggal berdua dengan adiknya. Lisa namanya. Karena ayah ibunya telah meninggal setahun yang lalu. Bobby adalah remaja yang tidak kenal putus asa. Semua ia kerjakan untuk mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya dan adiknya.
Hari ini sepulang sekolah aku menemani ibuku untuk menjaga toko kue milik keluarga kami. Dari kejauhan aku melihat Bobby dan adiknya berjalan menuju toko kue ini. Aku berniat menegur mereka. Tapi belum sempat mereka kutegur, dari kejauhan aku mendengar sayup-sayup pembicaraan mereka.
"Kakak, apa aku boleh membeli kue dan es krim di hari ulang tahunku ini?"
"Maaf Lisa, tapi kakak tidak punya cukup uang untuk membelikan mu itu. Lain kali saja ya".
"Baiklah kalau begitu. Lain kali belikan ya, kak", adiknya memohon dengan penuh kesabaran. Mereka pun berjalan pulang dan tak sempat masuk kedalam toko kue milik keluarga kami.
Setelah mengetahui pembicaraan mereka, aku pun memberitahukan hal itu kepada ibuku. Ibu menyarankan agar aku pergi ke rumah mereka untuk mengantarkan kue pemberian ibuku kepada Bobby untuk diberikan kepada Lisa.
Sekarang aku sudah berada di luar rumah mereka. Samar-samar kudengar pembicaraan kedua kakak beradik itu.
Bobby berencana memberikan es potong sebagai ganti kue dan es krim yang diminta adiknya, Lisa.
Segera kuletakkan kue itu didepan pintu rumah mereka dan pergi beranjak dari sana, bersembunyi dibalik dinding bagian samping rumah mereka untuk mendengarkan percakapan mereka.
"Kakak, ini apa?", tanyanya heran sambil mengambil kue yang terletak didepan pintu rumah mereka itu.
"Entahlah, kakak juga tidak tau. Coba lihat tulisan itu", kata Bobby.
Lisa kemudian membaca tulisan yang kutulis di bungkusan kue itu.
"Disini tertulis untuk Lisa, kak", katanya sambil tersenyum.
"Mungkin Tuhan sudah mendengarkan doamu dan menitipkan kue ini kepada seseorang untuk diberikan kepadamu. Jadi kau harus berterima kasih kepada Tuhan untuk ini".
Setelah mendengarkan percakapan singkat mereka, aku langsung beranjak pergi sambil tersenyum karena mengingat tindakan kecil dapat membuat mereka bahagia.
Dari kejadian kecil ini aku dapat menyimpulkan bahwa ternyata tindakan kecil dapat membuat orang berbahagia, dan menolong orang dapat menjadi ladang pahala bagi diri kita. Maka dari itu teruslah berbuat baik kepada siapapun.
----------------------------------------------------------
BIODATA PENULIS
Kelas : IX-3 SMP NEGERI 8
TTL : Kisaran, 6 Juli 2005
Alamat : Sei Merbau, Tanjungbalai
Usia : 14 tahun
Cita-cita: Psikolog
Hobi : Baca wattpad
Bagus dek.. semangat terus menulisnya.. 😉
BalasHapusTerimakasih atas dukungannya.
BalasHapus